Stroke merupakan penyakit paling berbahaya dan penyakit umum di Indonesia. Terlihat dari gejala awal yang ditunjukkan sudah mengerikan. Ternyata apa yang dirasakan oleh penderita stroke? lebih menyakitkan. Mulai dari lidah terasa pelo, sulit melihat, sulit berbicara, hingga beberapa anggota tubuh yang kaku.
Biasanya sesuatu yang dirasakan penderita stroke tergantung dari jenis stroke yang dialami termasuk juga obat stroke, tergantung dengan jenis stroke tersebut. Apakah stroke hemoragik, stroke iskemik, ataupun stroke ringan. Pada dasarnya stroke menyerang pembuluh darah menuju otak. Dapat mengakibatkan efek jangka panjang walaupun telah dinyatakan sembuh.
Ketahui Apa Yang Dirasakan Oleh Penderita Stroke
Selama mengalami stroke, penderita cenderung merasakan beberapa hal di bawah ini. Penasaran mengenai apa yang dirasakan oleh penderita stroke? Simak penjelasan berikut ini.
1. Kelemahan, Kaku, dan Gangguan Keseimbangan
Selama stroke terjadi biasanya penderita mengalami kesulitan menggerakkan anggota tubuh. Sebab otot-otot menjadi melemah karena pembuluh darah menuju otak tersumbat atau pecah. Lebih tepatnya pembuluh darah arteri serebral yang ada pada bagian tengah.
Dimana arteri serebral bagian tengah otak mengalirkan seluruh aliran darah ke jaringan otak. Ketika mengalami gangguan menyebabkan tubuh menjadi lemah, lebih kaku, dan kehilangan keseimbangan.
2. Gangguan Sensorik
Gangguan sensorik merupakan perpaduan dari indra perabaan halus atau kasar, proprioseptif. Sekaligus menunjuk pada dua titik berbeda berhubungan dari derajat kelemahan tubuh dan parahnya stroke.
Terjadinya gangguan sensorik dan gangguan motorik bagi penderita stroke ternyata saling berhubungan. Biasanya menyebabkan penderita stroke malas bergerak. Jika dibiarkan maka beresiko besar mengalami stroke related pain. Sehingga otot-otot kaku memicu produksifitas nyeri melalui propioceptor.
3. Kejang-kejang
Sebagian besar penderita stroke yang disertai pendarahan biasanya mengalami kejang-kejang. Timbulnya kejang karena terjadi gangguan penghantaran listrik di dalam otak. Alhasil, gumpalan darah yang menempel pada bagian otak dianggap benda asing. Kondisi tersebut mempengaruhi hantaran listrik pada area otak.
Supaya mengurangi resiko kejang-kejang maka dilakukan pembedahan guna mengevakuasi gumpalan darah. Disamping itu, penderita wajib mengonsumsi obat pereda kejang sesuai resep dokter.
4. Gangguan Kognitif
Serangan stroke juga berpengaruh terhadap gangguan mengingat. Stroke juga mengakibatkan demensia vaskular. Suatu penyakit menyerang kerusakan daya ingat akibat terjadinya gangguan dalam pembuluh darah otak.
Dalam hal ini, gangguan kognitiftidak muncul tiba-tiba pasca serangan stroke. Tetapi beberapa hari setelah mengalami serangan stroke. Jadi, tidak mengherankan apabila pasien stroke sulit berkonsentrasi, mudah lupa, dan kebingungan tanpa sebab.
5. Gangguan Mood
Stroke mengakibatkan disabilitas serta gangguan fungsional. Namun, setelah melewati masa-masa kritis biasanya terjadi gejala neurobehavior. Salah satunya mengalami depresi atau stress.
Depresi dapat disebabkan karena berbagai faktor medis. Contohnya penderita stroke mengalami derajat disabilitas fisik, lokasi pembuluh darah diserang, dan kepribadian pasien. Biasanya depresi pasca stroke dialami dalam waktu 3 bulan awal sejak serangan stroke.
Akibat depresi membuat pasien lebih diam, kehilangan nafsu makan, dan menarik diri dari lingkaran sosial. Gejala depresi harus ditangani sejak dini agar penderita stroke tetap bersemangat untuk sembuh. Depresi dapat diatasi dengan dukungan moral dari lingkungan sekitar dan keluarga.
6. Gangguan Berbicara dan Berbahasa
Penderita stroke juga sering mengalami gangguan berbicara dan menggunakan bahasa. Gangguan tersebut dinamakan afasia. Dimana afasia tidak hanya meliputi gangguan berbicara dan menggunakan bahasa saja. Namun, termasuk gangguan membaca dan menulis.
Afasia yang dialami penderita stroke juga beragam yakni afasia global dan afasia broca. Afasia global adalah jenis yang paling parah karena penderita tidak dapat menulis, membaca, berbicaran dan tidak mengerti pembicaraan. Sedangkan afasia broca membuat penderita memahami suatu pembicaraan, tetapi sulit untuk berbicara.
Baca juga: Alat Safety Untuk Kontak Bahan Kimia
Gejala Sebelum Terserang Stroke
Sebelum dinyatakan terkena serangan stroke biasanya diawali gejala-gejala. The American Stroke Associationatau (FAST) melalui penelitiannya mengemukakan berbagai gejala stroke. Kenali gejala-gejala dibawah ini:
- Face drooping, saat raut wajah seseorang sebagian dan seluruhnya terlihat ‘turun’. Ditambah lagi bagian yang turun tersebut mengalami kematiaan rasa. Umumnya akan terlihat jelas kala tersenyum akan menunjukkan raut wajah tidak asimetris. Caa mengetesnya dengan menjulurkan lidah. Apabila satu bagian lidah menjadi miring ke sisi lain maka kemungkinan besar mengalami stroke.
- Arm weakness, adalah kelemahan atau hilangnya kekuatan dari salah satu tangan. Biasanya diawali dengan rasa lemas berlebihan, sulit mengangkat lengan, dan mati rasa.
- Speech problems, menyebabkan bibir dan lidah kesulitan berbicara. Efeknya semua ucapan yang keluar dari mulut terdengar pelo. Bahkan, saat mengucap satu kalimat secara jelas menjadi hal sulit.
Face drooping, arm weakness, dan speech problem disebut sebagai gejala spesifik yang dialami oleh penderita stroke. Secara garis besar biasanya penderita stroke mengalami hal-hal berikut ini.
- Satu bagian tubuh terasa sangat lemah
- Sulit menjaga keseimbangan saat berjalan
- Sakit kepala secara tiba-tiba dan dasyat
- Terlihat raut wajiah seperti orang linglung
- Mengalami gangguan penglihatan