Ada banyak cara untuk menikmati keindahan Labuan Bajo. Cara yang paling mainstream adalah dengan berkunjung ke berbagai objek wisata yang sedang happening di sana. Mungkin salah satunya dengan mengunjungi salah satu pulau yang memang lagi terkenal (Pulau Padar, Pulau Rinca, Pulau Komodo, dll), atau mungkin dengan sekedar menikmati momen liburan di pantai-pantai saat trip Labuan Bajo yang sangat terkenal dengan keindahannya.
Sebenarnya ada satu cara lainnya yang bisa Anda coba dalam rangka menikmati keindahan Labuan Bajo. Cara yang dimaksud adalah dengan mengunjungi desa adat atau kampung adat yang ada di sana.
Di Labuan Bajo sendiri terdapat 5 kampung adat yang terkenal dengan tradisi, adat, dan budayanya yang masih sangat kental. Dan yang akan menjadi topik pembahasan kali ini adalah Kampung Adat Melo.
Mengintip Keindahan Labuan Bajo
Seputar Kampung Adat Melo
Kampung Melo adalah salah satu desa atau kampung asli di Labuan Bajo. Masyarakat di kampung ini masih menjunjung tinggi adat, tradisi, dan budaya asli Melo. Ketiga hal inilah yang menjadikan kampung adat Melo ini jauh lebih menarik dibandingkan dengan kampung atau desa lainnya yang ada di Labuan Bajo.
Lokasi Kampung Melo sendiri berlokasi di sebuah dataran tinggi sekitar 70 km dari Labuan Bajo. Jika menggunakan kendaraan, kita memerlukan waktu tempuh sekitar 45 menit untuk dapat sampai di kampung ini.
Kampung Melo berada di dataran tinggi yang memiliki ketinggian 624 meter di atas permukaan air laut. Dengan standard ketinggian seperti ini, kampung wisata ini beriklim sejuk, cukup bisa menjadi penawar cuaca panas yang dirasakan oleh wisatawan selama berada di Labuan Bajo.
Ketika tiba di kampung ini, udara dingin nan sejuk akan langsung dirasakan oleh para pengunjung. Tak ada lagi panas akibat terpaan terik sinar matahari. Wajar saja, karena rata-rata suhu di Kampung Melo hanya 20 derajat Celsius.
Di sepanjang jalan ketika akan menuju ke kampung adat ini, para wisatawan akan disuguhi landskap alam yang sangat indah, menampilkan rimbunnya pepohonan dan juga luasnya padang rumput yang sangat memanjakan mata.
Akses menuju Kampung Melo ini juga sudah sangat baik. Misal, jalan sudah beraspal halus dan juga terdapat banyak papan penunjuk arah yang dapat dimanfaatkan untuk membantu wisatawan yang akan berkunjung ke kampung ini.
Sesampainya di pintu masuk utama (masyarakat lokal menyebutnya pa’ang), ketua adat akan langsung menyambut para wisatawan. Sebagai simbol penyambutan, para wisatawan akan mendapatkan kalungan selendang cantik khas Kampung Melo.
Baca juga: Budaya Rejang Lebong yang Bernilai Tinggi
Budaya Masyarakat Kampung Melo
Masyarakat di sini masih sangat setia dalam mempertahankan dan melestarikan budaya asli mereka. Hal ini dapat dilihat dari cara mereka mengaplikasikan adat dan tradisi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Contoh sederhananya, ketika ada kunjungan wisatawan ke kampung adat ini, masyarakat akan menyambut para wisatawan ini dengan sebuah tarian khas yang disebut Tarian Caci. Tarian ini adalah tari tradisional Manggarai.
Tarian Caci dibawakan oleh pemuda asli Kampung Melo. Terlihat bahwa penari mengenakan kostum daerah lengkap dengan aksesorisnya. Aksesoris yang dipakai untuk tarian ini berupa topi khas Manggarai, tameng, dan cambuk.
Gerakan-gerakan tarian ini menunjukan sebuah perlawanan. Gerakan tarian juga dibuat seolah para penari ini sedang berperang. Terjadi perlawanan dan saling serang jika kita perhatikan gerakan-gerakannya secara seksama. Semua gerakan Tarian Caci ini rupanya memiliki makna filosofis, yaitu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan semesata alam.
Keramahan Masyarakat Kampung Melo
Masyarakat kita pada umumnya memang terkenal sangat ramah. Salah satu bukti keramah-tamahan ini dapat kita jumpai di Kampung Melo. Dari momen penyambutan saja sudah jelas bahwa masyarakat lokal di sana begitu antusias dengan kedatangan para wisatawan.
Masyarakat lokal Kampung Melo tak sungkan untuk menyapa para wisatawan meskipun para wisatawan ini adalah orang asing bagi mereka. Demikian juga ketika mereka disapa atau diajak berbincang-bincang. Mereka selalu memberi respon yang positif.
Masyarakat Kampung Melo yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani kebun jug sangat terkenal sebagai kelompok masyarakat yang hobi menjaga alam dan bahkan melestarikannya.
Suasana di Kampung Melo
Suasana yang hadir di kampung ini begitu damai dan tenang. Secara tidak langsung, suasana semacam ini turut mempengaruhi suasana hati para wisatawan yang berkunjung ke kampung ini. Tak heran jika banyak wisatawan lebih memilih liburan di desa adat dan berbaur dengan masyarakat lokal di sana dalam rangka untuk memperoleh ketenangan, ketentraman, dan kedamaian meski hanya sesaat.
Suasana yang menyenangkan dan menenangkan ini juga bisa menjadi sarana untuk menyegarkan kembali pikiran mereka, terutama dari kepenatan pikiran mereka akibat rutinitas yang membosankan.